Jumat, 11 September 2009

Harakiri Perjuangan Macan Tamil



Lebih dari 30 tahun, Kelompok Pembebasan Macan Tamil Eelam (LTTE) angkat senjata menuntut kemerdekaan dari pemerintah Sri Lanka. Namun, perjuangan itu berujung pada kekalahan. Bunuh diri massal pun menjadi pilihan.

"Perjuangan panjang kami sudah mencapai akhir yang pahit," demikian pernyataan bersama LTTE saat pemerintah mengepung daerah kekuasaan mereka di Sri Lanka Utara. Pihak militer menemukan pernyataan itu bersama beberapa jasad para pemimpin senior Macan Tamil yang diduga bunuh diri.

Dalam sebuah laporan yang dilansir suratkabar The Observer, para pemimpin senior diberitakan telah melakukan bunuh diri bersama terlebih dahulu. Mereka meledakkan diri dengan bom berdaya ledak tinggi di sebuah bunker, Minggu (17/5).

Aksi ini dilakukan setelah pasukan pemerintah menguasai daerah pertahanan terakhir mereka, yang luasnya hanya 400x600 meter persegi. Perebutan kawasan tersebut juga berarti, bahwa pemerintah menyudahi pertikaian yang sudah berlangsung sejak 1976 itu.

Dalam perang terlama sepanjang sejarah Asia, pejuang ekstremisme LTTE memilih mengakhiri dengan cara tragis, yaitu bunuh diri massal. Niatan itu tertangkap saat pemerintah menyadap komunikasi radio antara anggota kelompok.

Menurut laporan AFP, Senin (18/5) sebuah bom berdaya ledak tinggi meledak di sebuah bunker kemarin. Sebuah pilihan yang dianggap mulia, ketimbang harus menyerahkan senjata kepada tentara pemerintah dan menyia-nyiakan perjuangan yang telah menewaskan 700 ribu warga sipil selama ini.

Militer menemukan 150 jasad kader LTTE dan hingga kini masih mengindetifikasi identitas mereka. Di antara pejuang tewas itu ada beberapa orang penting LTTE seperti putra tertua Kepala LTTE B Nadesan, Kepala Politik S Pulidevan, Kepala Sekretariat Perdamaian S. Ramesh, Pimpinan Militer Spesial Kapil Amman, Deputi Kepala Intel Sudarman, dan banyak lagi.

Pemerintah mengklaim telah membunuh pendiri LTTE Velupillai Prabhakaran saat berusaha kabur dalam sebuah ambulans, Senin (18/5). Ia berusaha keluar dari area sengketa bersama beberapa orang kepercayaan, termasuk putranya.

"Ia terbunuh dengan dua orang lainnya di dalam kendaraan itu," tutur seorang pejabat militer yang menolak menyebutkan namanya. Ia menambahkan, ambulans yang dinaiki Prabhakaran terjebak dalam kontak senjata yang dimulai militer pemerintah. LTTE memang berusaha mengevakuasi pemimpin mereka sejak pagi, namun upaya itu gagal.

Prabhakaran yang mendirikan LTTE pada Mei 1976 terus mengipasi semangat perjuangan untuk menciptakan negara Tamil di utara dan timur Sri Lanka. Langkah yang ditempuhnya cukup kejam, terhitung 700 ribu rakyat tewas sejak saat itu hingga saat ini. Seiring berjalannya waktu, 32 negara menyatakan LTTE sebagai organisasi terorisme.

Selama konflik panjang itu, Macan Tamil berulangkali berebut kuasa teritori tersebut dengan milter Sri Lanka. Konflik itu selalu diwarnai dengan kekerasan dan kontak senjata.

Mereka juga sudah menempuh jalur perundingan perdamaian hingga empat kali yang selalu gagal. Di perundingan terakhir pada 2002, LTTE akhirnya menguasai sejumlah besar area.

Perundingan itu pecah lagi pada 2006 saat militer Sri Lanka mengadakan serangan besar-besaran ke LTTE. Militer kembali membatasi area kekuasaan LTTE, menyisakan area seluas 1,5 km persegi di Distrik Mullauthivu. Pemerintah Presiden Mahinda Rajapakse akhirnya mengklaim kemenangan pemerintah terhadap kelompok tersebut pada 16 Mei 2009. [E2]

- 18 Mei 2009


Sumber :

Vina Ramitha

http://www.inilah.com/berita/politik/2009/05/18/108039/harakiri-perjuangan-macan-tamil/

11 September 2009

Sumber Gambar:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfrm6Gh-oQIZblWOTskz0-6FvRA6riB8bLhEhdTM4eBMaugbX1o5xGiHWXIg_q98c8yHyiYY-y9R8oHSXlQmTtORZ1dep0CqUcdsVfifKJCkqPdfDAA3d5aUaAFEpma3MGAPcjWP5bKas/s400/Sri+Lanka+Tamil+map+WQ.gif

http://www2.irb-cisr.gc.ca/images/researchpub/research/maps/LKA_E.gif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar